Ridha Sebagai Fotografer Profesional di Fotografi Makanan
Selama meniti karirnya hingga kini menjadi fotografer profesional, Ridha memantapkan dirinya untuk berfokus pada spesialisasi fotografi di bidang Fashion, Beauty-shot, Interior & Exterior dan Food Photography. Ridha tertarik dengan empat spesialisasi bidang fotografi tersebut karena pada dasarnya Ridha merupakan seorang pengagum keindahan (beauty), baik keindahan yang tampak oleh indra penglihatan, maupun keindahan dari dalam (inner-beauty) yang hanya dapat dilihat/dirasakan oleh orang-orang tertentu. Karena tidak semua orang dapat melihat/merasakan inner-beauty itulah Ridha tertarik dan tertantang untuk dapat menampakkan keindahan tersebut dalam sebuah karya melalui media visual foto.
Di artikel sebelumnya, kita telah membahas keindahan Fashion & Beauty-shot Photography dalam Pemotretan Marsha Timothy untuk Baccarat Indonesia Magazine. Di artikel kali ini kita akan membahas tentang kisah Ridha dalam karirnya di Food Photography dan bagaimana tips & tricks memotret makanan agar tampak menarik, indah dilihat, serta menggugah selera.
Awal cerita Ridha menggeluti Food Photography adalah saat Ridha menjadi fotografer untuk sebuah klien hotel, yaitu Hotel Mambruk, Anyer. Pada saat pengerjaan pemotretan Hotel Mambruk, komponen-komponen yang harus dipotret meliputi interior, exterior dan food. Pengalaman ini pun terus berlanjut hingga ke klien-klien hotel lainnya. Pengalaman inilah yang memacu Ridha untuk semakin meningkatkan kemampuan fotografinya, khususnya di bidang interior, exterior dan food.
Pada prinsipnya, tujuan Food Photography adalah membuat orang yang melihat foto makanan menjadi tertarik, tertarik untuk mencoba makanan atau minuman yang ada di dalam foto. Saat melakukan Food Photography, seorang fotografer harus terlebih dahulu mengetahui filosofi makanan yang akan difoto, karena setiap makanan pasti memiliki konsep tampilan visual yang berbeda agar terlihat menarik dan menggugah selera, mulai dari penampilan bumbu hingga menu utama yang akan disajikan. Dalam hal ini, tentunya fotografer harus bisa menjalin komunikasi yang baik dan berkoordinasi dengan sang koki. Contohnya pada menu steak, steak yang akan difoto, dengan yang akan dimakan, dapat memiliki tampilan yang jauh berbeda. Untuk kebutuhan foto, steak tidak boleh dimasak terlalu matang, ini bertujuan untuk menampilkan steak sebagai sajian yang fresh & beauty. Sedangkan untuk makanan yang akan dihidangkan, steak akan dimasak sesuai dengan permintaan pelanggan, yang mungkin saja steak akan terpanggang hingga benar-benar matang, sehingga dagingnya sudah berubah warna.
Tentunya Anda penasaran kan bagaimana aksi dan pengalaman Ridha sebagai fotografer profesional Food Photography? Nantikan sharing dan tips & tricks Food Photography selanjutnya di www.rkusumabrata.com dan jangan lupa share artikel ini ke teman-teman Anda yang juga tertarik dengan Food Photography! ;)